MEDIA PERIKLANAN

Jumat, 25 Desember 2009

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah adalah nama sebuah tarekat yang merupakan penggabungan dari Tarekat Qodiriyah dengan Tarekat Naqsyabandiyah yang dilakukan oleh Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasiatau biasa disebut juga dengan nama Syaikh Ahmad Khatib bin Abdul Ghaffar al-Sambasi al-Jawi. Ia adalah ulama besar dari Indonesia yang diangkat menjadi imam Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah. Ia tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Ia wafat pada tahun 1878.

Beliau Sebagai seorang guru mursyid yang kamil mukammil, Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi sebenarnya memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi tarekat yang dipimpinnya. Karena dalam tradisi Tarekat Qodiriyah memang ada kebebasan untuk itu bagi yang telah mempunyai derajat mursyid.

Sebenarnya kalau melihat modifikasi ajaran yang ada dan tatacara ritual tarekat itu, dan karena memang tarekat ini adalah hasil ijtihad beliau, maka layak jika nama tarekatnya itu dinisbatkan sebagai Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah. Namun karena sikap tawadlu' dan ta'dhim Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi terhadap pendiri Tarekat Qodiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah, maka beliau tidak menisbatkan nama tarekat itu kepada namanya.

Dikemudian hari, tarekat ini sangat berkembang pesat dan menjadi tarekat yang paling banyak pengikutnya di Indonesia. Selanjutnya garis salsilahnya berlanjut melalui Syaikh Abdul Karim Tanara Nawawi Al-Bantani yang berasal dari Banten dan juga mengikuti jejak gurunya menjadi imam Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah.

Selanjutnya jalur salsilahnya ini berlanjut ke Syaikh Abdullah Mubarok Cibuntu atau lazim dikenal sebagai Syaikh Abdul Khoir Cibuntu Banten. Salsilah ini terus berlanjut ke Syaikh Nur Annaum Suryadipraja bin Haji Agus Tajudin yang berkedudukan di Pabuaran Bogor. Selanjutnya sampai hari ini, garis salsilah ini berlanjut ke Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin.

Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin selain mempunyai sanad dari tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah juga khirkoh dari tarekat Naqsyabandiyah dari garis salsilah Syaikh Jalaludin. Ia sampai dengan hari ini meneruskan tradisi tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah dengan kholaqoh dzikirnya yang bertempat di bogor Baru, kota Bogor, propinsi Jawa Barat

Tarekat Naqsyabandiyah

Tarekat/Tariqat/Tariqah Naqshbandiyah/Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang paling luas penyebaran nya, dan terdapat banyak di wilayah Asia Muslim serta Turki, Bosnia-Herzegovina, dan wilayah Volga Ural.

Bermula di Bukhara pada akhir abad ke-14, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Perluasannya mendapat dorongan baru dengan munculnya cabang Mujaddidiyah, dinamai menurut nama Syekh Ahmad Sirhindi Mujaddidi Alf-i Tsani ("Pembaru Milenium kedua"). Pada akhir abad ke-18, nama ini hampir sinonim dengan tarekat tersebut di seluruh Asia Selatan, wilayah Utsmaniyah, dan sebagian besar Asia Tengah. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah adalah diikutinya syari'at secara ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari[rujukan?], serta lebih mengutamakan berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin kuat ke arah keterlibatan dalam politik (meskipun tidak konsisten).[rujukan?]

Kata Naqsyabandiyah/Naqsyabandi/Naqshbandi نقشبندی berasal dari Bahasa Arab iaitu Murakab Bina-i dua kalimah Naqsh dan Band yang bererti suatu ukiran yang terpateri, atau mungkin juga dari Bahasa Persia, atau diambil dari nama pendirinya yaitu Baha-ud-Din Naqshband Bukhari. Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar", "pembuat hiasan". Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan Rantai", atau "Rantai Emas". Perlu dicatat pula bahwa dalam Tarekat Naqsyabandiyah, silsilah spiritualnya kepada Nabi Muhammad adalah melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, sementara kebanyakan tarekat-tarekat lain silsilahnya melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhahu.

Tarekat Qodiriyah

Tarekat QodiriyahTarekat Qodiriyah adalah nama sebuah tarekat yang didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi QS. Tarekat Qodiriyah berkembang dan berpusat di Iraq dan Syria kemudian diikuti oleh jutaan umat muslim yang tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika dan Asia. Tarekat ini sudah berkembang sejak abad ke-13. Namun meski sudah berkembang sejak abad ke-13, tarekat ini baru terkenal di dunia pada abad ke 15 M. Di Makkah, tarekat Qodiriyah sudah berdiri sejak 1180 H/1669 M.

Syaikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Al-Jaelani Al-Baghdadi QS, ini adalah urutan ke 17 dari rantai mata emas mursyid tarekat. Garis Salsilah tarekat Qodiriyah ini berasal dari Sayidina Muhammad Rasulullah SAW, kemudian turun temurun berlanjut melalui Sayidina Ali bin Abi Thalib ra, Sayidina Al-Imam Abu Abdullah Al-Husein ra, Sayidina Al-Imam Ali Zainal Abidin ra, Sayidina Muhammad Baqir ra, Sayidina Al-Imam Ja'far As Shodiq ra, Syaikh Al-Imam Musa Al Kazhim, Syaikh Al-Imam Abul Hasan Ali bin Musa Al Rido, Syaikh Ma'ruf Al-Karkhi, Syaikh Abul Hasan Sarri As-Saqoti, Syaikh Al-Imam Abul Qosim Al Junaidi Al-Baghdadi, Syaikh Abu Bakar As-Syibli, Syaikh Abul Fadli Abdul Wahid At-Tamimi, Syaikh Abul Faraj Altartusi, Syaikh Abul Hasan Ali Al-Hakkari, Syaikh Abu Sa'id Mubarok Al Makhhzymi, Syaikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Al-Jaelani Al-Baghdadi QS.

Tarekat Qodiriyah ini dikenal luwes. Yaitu bila murid sudah mencapai derajat syeikh, maka murid tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan dia berhak melakukan modifikasi tarekat yang lain ke dalam tarekatnya. Hal itu seperti tampak pada ungkapan Abdul Qadir Jaelani sendiri, "Bahwa murid yang sudah mencapai derajat gurunya, maka dia jadi mandiri sebagai syeikh dan Allah-lah yang menjadi walinya untuk seterusnya."

Mungkin karena keluwesannya tersebut, sehingga terdapat puluhan tarekat yang masuk dalam kategori Qidiriyah di dunia Islam. Seperti Banawa yang berkembang pada abad ke-19, Ghawtsiyah (1517), Junaidiyah (1515 M), Kamaliyah (1584 M), dan lain-lain, semuanya berasal dari India. Di Turki terdapat tarekat Hindiyah, Khulusiyah,dal lain-lain. Dan di Yaman ada tarekat Ahdaliyah, Asadiyah, Mushariyyah. Sedangkan di Afrika diantaranya terdapat tarekat Ammariyah, Tarekat Bakka'iyah, dan lain sebagainya.

Di Indonesia, pencabangan tarekat Qodiriyah ini secara khusus oleh Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi digabungkan dengan tarekat Naqsyabandiyah menjadi tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah . Kemudian garis salsilahnya yang salah satunya melalui Syaikh Abdul Karim Tanara Al-Bantani berkembang pesat di seluruh Indonesia.

Syaikh Abdul Karim Tanara Al-Bantani ini berasal dari Banten dan merupakan ulama Indonesia pertama yang menjadi Imam Masjidil Haram. Selanjutnya jalur salsilahnya berlanjut ke Syaikh Abdullah Mubarok Cibuntu atau lazim dikenal sebagai Syaikh Abdul Khoir Cibuntu Banten. Terus berlanjut ke Syaikh Nur Annaum Suryadipraja bin Haji Agus Tajudin yang berkedudukan di Pabuaran Bogor. Selanjutnya garis salsilah ini saat ini berlanjut ke Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin.

Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin selain mempunyai sanad dari tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah juga khirkoh dari tarekat Naqsyabandiyah dari garis salsilah Syaikh Jalaludin. Ia sampai dengan hari ini meneruskan tradisi tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah dengan kholaqoh dzikirnya yang bertempat di Bogor Baru kotamadya Bogor propinsi Jawa Barat

Tarekat Khalwatiyah

Tarekat Khalwatiyah adalah nama sebuah aliran tarekat yang berkembang di Mesir. Pada umumnya, nama sebuah tarekat diambil dari nama sang pendiri tarekat bersangkutan, seperti Qadiriyah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atau Naqsyabandiyah dari Baha Uddin Naqsyaband. Tapi Tarekat Khalwatiyah justru diambil dari kata “khalwat”, yang artinya menyendiri untuk merenung. Diambilnya nama ini dikarenakan seringnya Syekh Muhammad Al-Khalwati, pendiri Tarekat Khalwatiyah, melakukan khalwat di tempat-tempat sepi.

Secara “nasabiyah”, Tarekat Khalwatiyah merupakan cabang dari Tarekat Az-Zahidiyah, cabang dari Al-Abhariyah, dan cabang dari As-Suhrawardiyah, yang didirikan oleh Syekh Syihabuddin Abi Hafs Umar as-Suhrawardi al-Baghdadi (539-632 H).

Tarekat Khalwatiyah dibawa ke Mesir oleh Musthafa al-Bakri (lengkapnya Musthafa bin Kamaluddin bin Ali al-Bakri as-Shiddiqi), seorang penyair sufi asal Damaskus, Syria. Ia mengambil tarekat tersebut dari gurunya yang bernama Syekh Abdul Latif bin Syekh Husamuddin al-Halabi. Karena pesatnya perkembangan tarekat ini di Mesir, tak heran jika Musthafa al-Bakri dianggap sebagai pemikir Khalwatiyah oleh para pengikutnya. Karena selain aktif menyebarkan ajaran Khalwatiyah ia juga banyak melahirkan karya sastra sufistik. Di antara karyanya yang paling terkenal adalah Tasliyat Al-Ahzan (Pelipur Duka).

Kedudukan Tarekat dalam Empat Kedalaman Spiritual Beragama


Bagan Empat Tingkatan Spiritual Umum dalam Islam, syari'at , tariqah atau tarekat, haqiqah atau hakikat (dari kata Haqq). Tingkatan keempat, ma'rifat , merupakan tingkatan yang 'tak terlihat'. Tingkatan keempat sebenarnya merupakan inti dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut.

TArekat

Tarekat berasal dari bahasa Arab thariqah, jamaknya tharaiq, yang berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) Metode, system (al-uslub), (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (‘amud al-mizalah).

Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui tahapan-tahapan/maqamat.

Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi (sufi brotherhood) yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.

Bila ditinjau dari sisi lain tarekat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan) dan sistem hirarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan pertolongan dari guru.

Pengertian diatas menunjukkan Tarekat sebagai cabang atau aliran dalam paham tasawuf. Pengertian itu dapat ditemukan pada al-Thariqah al-Mu'tabarah al-Ahadiyyah, Tarekat Qadiriyah, Tarekat Naksibandiyah, Tarekat Rifa'iah, Tarekat Samaniyah dll. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata tarekat sebagai sebutan atau nama paham mistik yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung dengan paham tasawuf yang semula atau dengan tarekat besar dan kenamaan. Misalnya Tarekat Sulaiman Gayam (Bogor), Tarekat Khalawatiah Yusuf (Suawesi Selatan) boleh dikatakan hanya meminjam sebutannya saja.

Demografi

Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 milyar umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.

Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. [1]. Beberapa pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim [2]. Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat. [3]

Masa kekhalifahan selanjutnya

Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau terkadang "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani Utsmaniyyah.

Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.

Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.

Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I. Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.

Khalifah Rasyidin

Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.

Massa Awal

Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.

Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana.

Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.

Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.

Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.

Masa Sebelum Islam

Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalan Sutera yang menjadikan satu antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi. Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah. Masyarakat ini disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.

Nabi Muhammad SAW

Muhammad (570-632) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (lihat syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.

Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.

Al-Quran

Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.[22]

Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).

Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.

Doktrin Islam

Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebahagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[19] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, adalah negara Muslim terbesar berdasarkan populasinya.[20]

Negara dengan mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah Indonesia, Arab Saudi, dan Pakistan sedangkan negara dengan mayoritas Islam Syi'ah adalah Iran dan Irak. Doktrin antara Sunni dan Syi'ah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan Ahlul Bait (keluarga keturunan Muhammad). Namun secara umum, baik Sunni maupun Syi'ah percaya pada rukun Islam dan rukun iman walaupun dengan terminologi yang berbeda.
Allah
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Allah dan Tauhid

Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmuwan[rujukan?] percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh ' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh '), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami Alāhā.[21] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:


لا إله إلا الله محمد رسول الله

Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah


Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an dikatakan:

"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-Syu'ara' [42]:11)

Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)

Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Kristen menyangkut paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politeisme.

Mengutip al-Qur'an, An-Nisa' [4]:71:

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".

Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syu'ara' [42]:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.

Enam Rukun Iman

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rukun Iman

Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:

1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur, suhuf Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar

Lima Rukun Islam

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rukun Islam

Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.[17] Tambahan dari Lima Rukun, hukum Islam (syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.[18]

Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:

1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan shalat wajib lima kali sehari.
3. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
4. Membayar zakat.
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.

Kepercayaan Islam

Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).

Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.[10] Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.[11]

Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.

Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya [12]. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Profil Muslim di Indonesia

Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang muslim.[13][14] Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.

Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[15] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar populasi.[16]

Aspek Bahasa Tentang Islam

Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..."[7] Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."[8] Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.[9]

Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar kata yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.

ISLAM

Islam (Arab: al-islām, الإسلام Bunyi dengarkan: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1][2], menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Jumat, 28 Agustus 2009

Kursi

Kursi adalah sebuah perabotan yang biasa digunakan untuk duduk. Biasanya memiliki 4 kaki untuk mendukung berat. Beberapa jenis kursi, seperti barstool, hanya memiliki 1 kaki di tengah. Terkadang kursi memiliki sandaran kaki.

Sebagian kursi 4 kaki memiliki desain yang memungkinkannya menyangga beban 120 kilogram.

Praktis Memilih Kursi Klasik

Pada era tahun 1970-an, kursi klasik sangat diminati masyarakat karena konon jenis kursi yang satu ini sangat identik dengan kalangan atas.

Bahkan sampai sekarangpun, kursi klasik tetap memiliki tempat dihati masyarakat mengingat kian menjamurnya perajin furniture asal jepara yang menawarkan kursi, lemari, bufet, hingga tempat tidur dengan desain klasik yang menawan.

Hanya saja, kursi klasik versi jepara ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga cocok juga ditempatkan dirumah-rumah tropis dengan luas yang tidak terlalu besar. Seperti halnya kursi gaya regency versi Jepara yang mengadopsi ekspresi regency dengan gaya Perancis yang muncul pada tahun 1810-1837 dan semp-at mencuat ke masa transisi periode Barok ke Periode Rokoko.

Agar tak salah pilih, berikut ini ada beberapa tip memilih kursi klasik, antara lain :

1. Pilihlah gaya furniture yang sesuai dengan gaya arsitektur bangunan rumah.
2. Selaraskan pula kursi klasik pilihan anda dengan gaya interior yang ada di rumah.
3. Perhatikan secara cermat, apakah pada kursi klasik pilihan anda terdapat cacat atau retakan pada bagian ukirannya. Jika cacat tersebut mengganggu tampilan kursi atau mempengaruhi kekokohan konstruksi kursi, sebaiknya alihkan pilihan pada kursi lainnya.
4. Sebaiknya pilih kursi klasik yang berkualitas tinggi. Umumnya terbuat dari kayu jati yang sudah tua.
5. Jika penjual mengatakan kursi klasik idaman anda tergolong antik, tanyakan keasliannya (benar-benar asli atau hanya merupakan replika). Tanyakan pula secara detail tahun berapa dibuatnya.

SIFAT DAN KEGUNAAN 120 JENIS KAYU PERDAGANGAN INDONESIA

1. PENGANTAR

Tulisan ini dibuat utamanya adalah untuk dibaca masyarakat umum, agar informasi yang ada di dalamnya dapat diketahui dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Sumber Data dan Informasi yang tertuang dalam tulisan ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor.

2. PENGERTIAN

Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur.

Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.

Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya.

Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.

3. KEGUNAAN

Artinya angka kegunaan pada lajur 7 adalah sebagai berikut :

1. Bangunan
2. Kayu lapis
3. Mebel
4. Lantai
5. Papan dinding
6. Bantalan
7. Rangka pintu dan jendela
8. Bahan pembungkus
9. Alat olah raga dan musik
10. Tiang listrik dan telepon

11. Perkapalan
12. Patung, ukiran & kerajinan tangan
13. Finir mewah
14. Korek api
15. Pulp
16. Alat gambar
17. Potlot
18. Arang
19. Obat-obatan
20. Moulding

4. PENYEBARAN

Arti angka penyebaran dalam lajur 6 adalah sebagai berikut :
1. Sumatera
2. Jawa
3. Kalimantan
4. Sulawesi
5. Maluku
6. Nusa Tenggara
7. Irian Jaya

Sifat dan Kegunaan 120 Kelompok Jenis Kayu Perdagangan Indonesia

No.


Jenis Kayu


B.J. Rata2


Kelas Awet


Kelas Kuat


Penyebaran


Kegunaan

1


2


3


4


5


6


7

1


Agathis


0,49


IV


III


1,2,3,4,5,7


1,2,3,7,8,9,14,15,17

2


Anpupu


0,89


III,I


II,I


5,6


1,4,5,6,10,11

3


Bakau


0,94


III


I,II


1,2,3,4,5,6,7


1,15

4


Balau


0,98


I


I,II


1,3,4


1,4,6,10,11

5


Balsa


-


V


V


2


9,12

6


Bayur


0,52


IV


II,III


1,2,3,4,5,6


1,2,3,7,11,12

7


Bangkirai


0,91


1,II,III


I,II


3


1,2,3,4,6,11

8


Bedaru


1,84


I


I


1,3


1,3,6,9,11,12

9


Belangeran


0,86


II,I,III


I,II


1,3


1,3,4,6,7,11

10


Benuang


0,33


V


IV,V


1,3,4,5


2,8,14,15

11


Benuang Laki


0,39


IV,V


IV,V


2,3,4,5,6,7


1,2,5,8,11

12


Berumbung


0,85


II


II,I


1,3


1,3,4,5,9,11,12,20

13


Bintangur


0,78


III


II,III


1,2,3,4,5,6


1,2,3,4,5,6

14


Bongin


1,82


III


I


1,3


1,3,4,13

15


Bugis K.


0,88


III,IV


II,III


3,4,5,7


1,3,4,5,6,7,11,20

16


Bungur


0,88


II,III


I,II


1,2,3,4,5,6


1,3,4,5,6,7,11

17


Cemara


-


II,III


I,II


1,2,4,5,6,7


1,4,5,6,10,11,18

18


Cempaga


0,71


II,III


II


1,2,3,4,5,6


1,2,3,4,5,6,9,10,11

19


Cempaka


-


II


III,IV


1,2,3,4,5,7


1,2,3,4,5,7,9,12,13,16,17,20

20


Cendana


0,84


II


II,I


2,6


12,19

21


Cengal


0,70


II,III


II,III


1,2


1,2,3,4,5,6,7,11

22


Dahu


0,58


IV


III,IV


1,2,3,4,5,7


3,4,5,13

23


Durian


0,64


IV,V


II,III


1,2,3,4,5


1,2,8

24


Ebony


1,05


I


I


4,5


3,12,13

25


Gadok


0,75


III,II


II,III,I


1,2,4,5,6,7


1,4,5,11

26


Gelam


-


III


II


1,2,3,4,5,6,7


1,4,5,6,10,11,18

27


Gerunggang


0,47


IV


III,IV


1,3,4,5


1,2,8

28


Gia


0,91


I,IV


I,II


3,4,5,7


1,4,5,6,10,11

29


Giam


0,99


I


I


1,3


1,4,6,10,11

30


Gisok


0,83


II,III


II,I


1,3


1,2,3,4,5,7,11

31


Gofasa


0,74


II,III


II,III


4,5,7


1,3,4,5,6,7,9,11,12,18,20

32


Jabon


0,42


V


III,IV


1,2,3,4,5,6


2,8,14,15

33


Jangkang


0,63


IV,V


III,II


1,3,4,5,7


2,5,7,8,12,20

34


Jati


0,70


I,II


II


2,4,6


1,3,4,5,6,10,11,12,13

35


Jelutung


0,40


V


III,V


1,3


2,8,12,16,17,20

36


Jeungjing


0,33


IV,V


IV,V


1,5


1,2,8,14,15

37


Jobar


0,84


I,II


II,I


1,2


1,3,4,5,12,13,18

38


Kapuk Hutan


0,30


V


IV,V


1,2,4,5,6,7


2,8,14,15,20

39


Kapur


0,81


II,III


II,I


1,3


1,2,3,4,5,6,7,11

40


Kedunba


0,84


IV


III


1,3


1,2,3,4,5,6,7,20

41


Kemenyan


0,57


IV,V


III,II


1,2


1,2,5,8,12,14,17,20

42


Kemeri


0,31


V


IV,V


1,2,4,5


2,8,14,15

43


Kempas


0,95


III,IV


I,II


1,3


1,2,4,6

44


Kenanga


0,33


V


IV,V


1,2.4,5,7


2,8,12,14,15,20

45


Kenari


0,55


IV


III


1,2,3,4,5,6


1,2,4,5,7

46


Keruing


0,79


III


I,II


1,2,3


1,2,4,5,6,11

47


Keranji


0,98


I


I,II


1,2,3


1,2,4,5,6,7,11

48


Kesambi


0,01


III


I


2,4,5,6


1,4,5,6,11,18

49


Ketapang


-


III,IV


II,III


1,2,3,4,5,6,7


1,2,3,4,5,7,8,11,14,20

50


Kolaka


0,96


III


I


1,2,3,4,5,6,7


1,4,5,6,11

51


Kuku


0,87


II


I


1,3,4,5,7


3,4,5,11,13

52


Kulim


0,94


I,II


I


1,3


1,2,4,6,10,11

53


Kupang


-


II,IV


II,III


1,2,3,4,5


1,2,3,4,5,7,11,13,20

54


Lara


1,15


I


I


4,5


1,4,6,10,11

55


Lasi


0,01


II


II


4,5


1,3,4,5,12,13

56


Leda


0,57


IV,V,II


II,IV


4,5


1,2,5,7,8,10,11,20

57


Mahang


-


IV,V


II,IV


1,2,3


1,2,5,7,8,14,15,20

58


Mahoni


0,64


III


II,III


2


1,2,3,4,5,7,11,12

59


Malas K.


1,04


II,III


I


1,3


1,4,5,6,11,18

60


Matoa


0,77


III,IV


II,I,III


1,2,4,5,6,7


1,3,4,7,11

61


Medang


-


III,IV


II,V


1,2,3,4,5,6,7


1,2,3,4,5,7,8,11,12,20

62


Melur


0,52


IV


II,IV


1,2,3,4,5,5,7


1,2,3,4,5,7,9,16,17

63


Membacang


-


II,V


II,III


1,2,3,4,5,5,7


2,5,8,12,14,20

64


Mendarahan


-


V


II,IV


1,2,3


2,5,7,8,20

65


Menjalin


-


V


I,III


1,2,3


1,2,5

66


Mensira G.


0,61


V


II,III


1,2,4,5,6,7


1,2,5,7,20

67


Mentibu


0,53


IV,V


III


1,3


1,2,7,8

68


Merambung


0,38


V


IV,V


1,2,3,4,5,6,7


2,8,14,15

69


Meranti M.


0,55


III,IV


II,IV


1,3,4,5


1,2,3,4,5,8,15

70


Meranti P.


0,54


III,IV


II,IV


1,3,4,5


1,2,3,4,5,8,15

71


Merawan


0,70


II,III


II,III


1,3


1,2,3,4,5,6,7,9,11

72


Merbau


0,88


I,II


I,II


1,2,3,4,5,6,7


1,4,5,6,10,11

73


Merpayang


0,65


V


II,III


1,3


1,2,3,5,7,8,11,20

74


Mersawa


0,46


IV


II,III


1,3


1,2,4,5,11

75


Nyatoh


0,67


II,III


II,I,II


1,2,3,4,5,7


1,2,4,5,7,9,11

76


Nyirih


-


II,III


II


1,2,3,4,5,6,7


1,2,3,4,5,6,7,11,13,18,20

77


Pasang


-


II,IV


I,III


1,2,3,4,5,6,7


1,2,3,4,5,6,11,13,18

78


Patin K.


0,92


I


I,II


1


1,2,3,4,5,6,7,11,12

79


Pelawan


-


I,II


I


1,3


1,4,6,10,11,18

80


Perepat Darat


0,76


III


II


1,3


1,3,4,5,11

81


Perepat Laut


0,78


II,III


II,I


1,2,3,4,5,6,7


1,4,5,7,11

82


Perupuk


0,56


IV,V


II,III


1,3,4


1,2,3,8,14,15

83


Petaling


0,91


I,II


I,II


1,3


1,4,5,6,9,10,11

84


Petanang


0,75


III


II


1


1,4,5,6,11

85


Pilang


0,79


III


II


2,6


1,2,3,4,5

86


Pimping


-


III,IV


I,II


1,2,3,4,5,6,7


1,2,5,6,8,11,14,20

87


Pinang K.


0,66


III,IV


II,III


1,3


1,2,3,4,5,7,11,20

88


Pulai


0,46


III,V


IV,V


1,2,3,4,5,6,7


2,8,12,14,15,16,20

89


Punak


0,76


III,IV


II


1,3


1,2,3,4,5,7,11,20

90


Puspa


-


III


II


1,2,3


1,2,4,5,10,11,18

91


Putat


-


II,III


I,II


1,2,3,4,5,6,7


1,3,4,5,6,7,11,18

92


Ramin


0,63


IV


II,III


1,3


1,2,3,4,5,7,20

93


Rasamala


0,81


II,III


II


1,2


1,4,5,7,10,11

94


Rengas


0,69


II


II


1,2,3


3,4,5,6,12,13

95


Resak


0,70


III


II


1,3,5,7


1,2,4,6,7,11

96


Salimuli


0,64


I,II


II,III


2,5,6


3,4,9,12

97


Sampang


-


V


III,IV


1,2,3


2,5,7,8,12,14,15,20

98


Saninten


0,76


III


II


1,2


1,4,5,7

99


Sawokecik


1,03


I


I


1,2,4,5,6


3,4,5,9,12,13,20

100


Sendok-sendok


0,45


V


III,II


1,3,5,7


2,5,8,12,14,15,20

101


Simpur


-


III,V


I,III


1,2,3,4


1,2,3,4,5,11,18

102


Sindur


-


II,V


II,III


1,3,4,5


1,2,3,4,5,7,11

103


Sonokeling


0,90


I


II


2


3,4,5,9,12,13

104


Sonokembang


0,65


II,I,II


II,I,II


1,2,4,5,6


1,3,4,5,12,13

105


Sungkai


0,63


III


II,III


1,2,3


1,3,4,5,12,13

106


Surian


-


III,V


III,IV


1,2,3,4,5,6,7


1,2,3,5,7,8,11,12

107


Surianbawang


0,60


II,IV


II,III


1,3,5,7


1,2,3,4,5,7,11,20

108


Tanjung


1,08


I,II


I


1,2,4,5,6


1,2,3,4,5,7,11

109


Tembesu


0,81


I


II


1,2,3


1,4,5,6,10,11

110


Tempimis


1,01


I


I


1,4


1,4,5,6,7,9,11

111


Tepis


-


IV,V


II,IV


1,3


1,2,3,5,7,14,20

112


Teraling


0,75


II,IV


II


1,2,4


1,2,3,4,5,7,9

113


Terap


0,44


III,V


III,V


1,2,3,4,5,6,7


1,2,5,8,11

114


Terentang


0,40


IV


III,IV


1,3


2,8,14,15

115


Trembesi


0,61


IV


III


1,2,4,5,6


1,2,3,4,5,7,11,12,13

116


Tualang


0,83


III,IV


II,I,II


1,3,4


1,2,3,4,5,7,11

117


Tusam


0,55


IV


III


1,2,4,6


1,2,8,14,15,16,17

118


Ulin


1,04


I


I


1,3


1,4,6,10,11

119


Walikukun


0,98


II


I


2,6


1,4,5,6,9,10,11,18

120


Weru


0,77

Kegunaan Kayu Jati

Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.

Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.

Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir.

Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.

Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.

Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar.

Fungsi ekonomis hutan jati jawa: hasil hutan kayu

Sebagai jenis hutan paling luas di Pulau Jawa, hutan jati memiliki nilai ekonomis, ekologis, dan sosial yang penting.

Kayu jati jawa telah dimanfaatkan sejak jaman Kerajaan Majapahit. Jati terutama dipakai untuk membangun rumah dan alat pertanian. Sampai dengan masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa pada umumnya hanya mengenal kayu jati sebagai bahan bangunan. Kayu-kayu bukan jati disebut ‘kayu tahun’. Artinya, kayu yang keawetannya untuk beberapa tahun saja.

Selain itu, jati digunakan dalam membangun kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. Beberapa daerah yang berdekatan dengan hutan jati di pantai utara Jawa pun pernah menjadi pusat galangan kapal, seperti Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan. Namun, galang kapal terbesar dan paling kenal berada di Jepara dan Rembang, sebagaimana dicatat oleh petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16.

VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, Kompeni Hindia Timur Belanda) bahkan sedemikian tertarik pada “emas hijau” ini hingga berkeras mendirikan loji pertama mereka di Pulau Jawa —tepatnya di Jepara— pada 1651. VOC juga memperjuangkan izin berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya. Ini karena mereka menganggap perdagangan jati akan jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia yang saat itu sedang mencapai puncak keemasannya.

Di pertengahan abad ke-18, VOC telah mampu menebang jati secara lebih modern. Dan, sebagai imbalan bantuan militer mereka kepada Kerajaan Mataram di awal abad ke-19, VOC juga diberikan izin untuk menebang lahan hutan jati yang luas.

VOC lantas mewajibkan para pemuka bumiputera untuk menyerahkan kayu jati kepada VOC dalam jumlah tertentu yang besar. Melalui sistem blandong, para pemuka bumiputera ini membebankan penebangan kepada rakyat di sekitar hutan. Sebagai imbalannya, rakyat dibebaskan dari kewajiban pajak lain. Jadi, sistem blandong tersebut merupakan sebentuk kerja paksa.

VOC kemudian memboyong pulang gelondongan jati jawa ke Amsterdam dan Rotterdam. Kedua kota pelabuhan terakhir ini pun berkembang menjadi pusat-pusat industri kapal kelas dunia.

Di pantai utara Jawa sendiri, galangan-galangan kapal Jepara dan Rembang tetap sibuk hingga pertengahan abad ke-19. Mereka gulung tikar hanya setelah banyak pengusaha perkapalan keturunan Arab lebih memilih tinggal di Surabaya. Lagipula, saat itu kapal lebih banyak dibuat dari logam dan tidak banyak bergantung pada bahan kayu.

Namun, pascakemerdekaan negeri ini, jati jawa masih sangat menguntungkan. Produksi jati selama periode emas 1984-1988 mencapai 800.000 m3/tahun. Ekspor kayu gelondongan jati pada 1989 mencapai 46.000 m3, dengan harga jual dasar 640 USD/m3.

Pada 1990, ekspor gelondongan jati dilarang oleh pemerintah karena kebutuhan industri kehutanan di dalam negeri yang melonjak. Sekalipun demikian, Perhutani mencatat bahwa sekitar 80% pendapatan mereka dari penjualan semua jenis kayu pada 1999 berasal dari penjualan gelondongan jati di dalam negeri. Pada masa yang sama, sekitar 89% pendapatan Perhutani dari ekspor produk kayu berasal dari produk-produk jati, terutama yang berbentuk garden furniture (mebel taman).

Kegunaan Kayu Manis

kayu manis

Tak perlu heran jika ada masakan yang menggunakan jenis kayu ini sebagai bumbu. Cinnamomum Verum nama latinnya, tak hanya aromanya saja yang enak tapi kalu sudah di tambahkan ke dalam masakan pasti jadi semakin lezat! Mau coba?

Kalau Anda sering membuat setup tape atau kue kering mungkin sudah tak asing lagi dengan rempah ini. Yak, Cinnamomum Verum atau Cinnamoman Burmani nama latinnya atau yang lebih dikenal dengan istilah kayu manis. Jangan lantas Anda membayangkan bahwa yang digunakan benar-benar batang kayunya, tapi bagian yang digunakan adalah kulit kayu yang sudah mengelupas dan kering.

Di pegunungan Kerinci, dikenal kayu manis berkualitas bagus. Dari hasil kayu manis yang berlimpah selain diekspor juga dibuat minyak kayu manis dan sirop kayu manis. Sirop ini mirip dengan maple syrup, berwarna kecokelatan dan kental dengan rasa manis yang kuat.

Manfaat dari kayu manis. Dibawah ini ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan ramuan dari kayu manis :

* Sakit Perut
Madu yang dicampur bubuk kayu manis dapat mengobati sakit perut. Juga dapat membersihkan perut serta menyembuhkan bisul hingga keakar - akarnya.
* Kembung
Penelitian yang dilakukan di India dan Jepang menyatakan bahwa madu yang diminum bersama kayu manis panas dapat membuat nafas tetap segar sehari penuh. Orang Amerika Selatan biasa meminum ramuan tersebut dipagi hari.
* Sakit Kepala dan Sinus
Minum campuran madu dan jus jeruk dapat menyembuhkan sakit kepala karena sinus.
* Kelelahan
Warga usia lanjut yang mengkonsumsi madu dan bubuk kayu manis dengan ukuran sama, terbukti lebih waspada dan fleksibel. Penelitian Dr. Milton membuktikan 1/2 sendok makan madu yang diminum bersama segelas air dan ditaburkan bubuk kayu manis dapat meningkatkan vitalis tubuh dalam seminggu. Ramuan tersebut diminum setiap hari setelah menggosok gigi dan jam 3 sore pada saat vitalis tubuh menurun.
* Kelebihan Berat Badan
Minum segelas air yang direbus bersama madu dan bubuk kayu manis
setiap pagi 1/2 jam sebelum sarapan atau saat perut masih kosong. Bila dilakukan secara teratur dapat mengurangi berat badan, bahkan bagi orang yang sangat gemuk. Minum ramuan ini secara teratur akan mencegah lemak terakumulasi dalam tubuh, meski tetap makan makanan kalori tinggi.
* Influenza. Ilmuwan Spanyol telah membuktikan bahwa madu berisi kandungan alam yang membunuh kuman influenza dan menyembuhkan pasien dari flu. Maka minumlah madu ketika akan flu.

KAYU CENDANA

1. Ruang lingkup

Standar ini meliputi acuan, definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, pembuatan, syarat bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji dan syarat penandaan, sebagai pedoman pengujian kayu Cendana (Santalum album Linn) yang di hasilkan di Indonesia.

2. A c u a n

Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Nusa Tenggara Timur No. 240 Tahun 1990, tentang Standar Lokal Klas Mutu Kayu Cendana.

3. Definisi

Kayu Cendana adalah bagian dari pohon Cendana berupa kayu bundar, kayu belahan, akar, tunggak, ranting, tatal dan serbuk.

4. Lambang dan Singkatan

4.1. Ø adalah diameter cacat 4.6. p adalah panjang
4.2. P adalah Mutu Pertama 4.7. d adalah diameter
4.3. D adalah Mutu Kedua 4.8. I adalah isi
4.4. T adalah Mutu Ketiga 4.9. bh adalah buah
4.5. M adalah Mutu Keempat

5. Istilah

5.1. Akar dan tunggak (AK & Tgk) adalah bagian bawah dari pohon kayu Cendana yang ditinggalkan pada saat penebangan dan baru digali/diambil setelah mati.

5.2. Alur adalah suatu lekukan memanjang pada permukaan batang kayu.

5.3. Bontos (Bo) adalah penampang melintang pada kayu yang terdiri dari bontos pangkal (Bp) dan bontos ujung (Bu).

5.4. Cacat adalah kelainan pada kayu yang dapat mempengaruhi mutu dan atau isi.

5.5. Diameter kayu Cendana (d) adalah garis tengah terpendek pada bontos ujung.

5.6. Gerowong (Gr) adalah lubang besar pada bontos dengan arah memanjang kayu tanpa atau dengan tanda-tanda pembusukan.

5.7. Gubal (Gu) adalah bagian kayu antara kulit dan kayu teras.

5.8. Gubal busuk (Gb) kayu gubal yang memperlihatkan tanda-tanda pembusukan.

5.9. Kayu belahan (Kabel) adalah kayu bundar yang telah dibelah atau dipapras, sehingga tidak berbentuk kayu bundar lagi.

5.10. Kayu bundar (KB) adalah bagian batang dan atau cabang dari pohon, berbentuk bundar memanjang, yang berdiameter 4 cm atau lebih.

5.11. Kebundaran adalah bentuk kayu bundar yang ditetapkan dengan cara membandingkan antara garis tengah terkecil dengan garis tengah terbesar pada setiap bontosnya, dalam satuan persen.

5.12. Kelurusan adalah bentuk kayu bundar yang ditetapkan dengan cara membandingkan kedalaman lengkung dengan panjang kayu dalam satuan persen.

5.13. Kesilindrisan adalah bentuk kayu bundar yang ditetapkan dengan cara membandingkan antara selisih diameter pangkal dengan panjang kayu dalam satuan persen.

5.14. Kulit tumbuh/kulit tersisip (Kt) adalah kulit yang sebagian atau seluruhnya terdapat atau tumbuh di dalam kayu, biasanya terdapat pada alur atau di sekeliling mata kayu.

5.15. Mata kayu (Mk) adalah bagian dari cabang atau ranting yang dikelilingi oleh pertumbuhan kayu, penampang lintangnya berbentuk bulat atau lonjong, terdiri dari;

5.15.1. Mata kayu sehat (Mks) adalah mata kayu yang bebas dari pembusukan, berpenampang keras dan berwarna sama atau lebih tua dari pada warna kayu disekitarnya.

5.15.2. Mata kayu busuk (Mkb) adalah mata kayu yang menunjukkan tanda pembusukan. Bagian kayunya lebih lunak dibandingkan dengan kayu disekitarnya.

5.16. Mutu kayu adalah kemampuan kegunaan kayu untuk untuk tujuan tertentu berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.

5.17. Pecah busur (Peb) adalah pecah pada bontos yang mengikuti lingkaran tumbuh yang bentuknya kurang dari ½ lingkaran.

5.18. Pecah gelang (Peg) adalah pecah pada bontos yang mengikuti lingkaran tumbuh yang bentuknya ½ lingkaran atau lebih.

5.19. Pengujian adalah kegiatan untuk menetapkan jenis, ukuran, dan mutu kayu.

5.20. Persyaratan cacat adalah cara penetapan mutu berdasarkan cacat kayu.

5.21. Ranting (Rt) adalah bagian dari pohon Cendana, sebagi tempat tumbuhnya daun.

5.22. Serbuk (Sb) adalah bagian dari kayu Cendana berupa butiran kecil atau halus.

5.23. Tatal adalah bagian dari kayu Cendana berupa potongan-potongan kecil hasil dari pemaprasan atau limbah dari pembagian batang atau pembuatan sortimen. Terdiri dari tatal kayu teras dan tatal kayu gubal.

5.24. Teras (Te) adalah bagian kayu yang terletak antara hati dan gubal.

5.25. Teras busuk (Tb) adalah empulur dan kayu di sekitarnya yang memperlihatkan tanda-tanda pembusukan.

5.26. Teras rapuh (Tr) adalah empulur dan kayu di sekitarnya yang memperlihatkan tanda-tanda kerapuhan.

5.27. Terpisahnya serat adalah celah pada kayu yang disebabkan oleh terpisahnya/terputusnya serat pada arah memanjang atau sejajar dengan sumbu kayu.

5.27.1. Retak (Re) adalah terpisahnya serat pada permukaan kayu yang lebar celahnya < 1 mm dan biasanya terputus-putus disebabkan terutama oleh tegangan yang terjadi dalam proses pengeringan.

5.27.2. Pecah (Pe) adalah terpisahnya serat pada permukaan kayu hingga bontos yang lebar celahnya < 6 mm.

5.27.3. Belah (Be) adalah terpisahnya serat pada permukaan kayu yang lebar celahnya > 6 mm.

6. Spesifikasi

Spesifikasi kayu Cendana dibedakan menjadi sortimen-sortimen sebagai berikut:

6.1. Kayu bundar (KB)
6.2. Kayu belahan (Kabel)
6.3. Tatal teras (Tte)
6.4. Tatal gubal (Tgu)
6.5. Akar dan tunggak (AK & Tgk)
6.6. Ranting (Rt)
6.7. Serbuk (Sb)

7. Klasifikasi

Berdasarkan kegunaannya kayu Cendana terbagi menjadi empat kelas mutu sebagai berikut:

7.1. Mutu Pertama dengan tanda mutu P
7.2. Mutu Kedua dengan tanda mutu D
7.3. Mutu Ketiga dengan tanda mutu T
7.4. Mutu Keempat dengan tanda mutu M

8. Syarat Bahan Baku

Kayu Cendana harus diambil dari pohon Cendana yang sudah masak tebang yang ditandai dengan:

8.1. Tebal gubal kurang dari 2,5 cm, dapat terlihat dengan cara pengeboran pohon sebelum ditebang sedalam 2,5 cm. Bor yang digunakan adalah bor riap.

8.2. Diameter kayu Cendana minimal 15 cm pada ketinggian 130 cm di atas tanah.

9. Pembuatan

Kegiatan setelah penebangan adalah sebagai berikut:

9.1. Pembagian batang yang didasarkan atas asas peningkatan mutu.
9.2. Pengupasan kulit.
9.3. Kecuali ditentukan lain, semua bagian kayu Cendana kayu gubalnya harus dikupas/dipapras.
9.4. Bontos dipotong siku dan rata.

10. Syarat Mutu

10.1. Syarat umum
Kayu Cendana yang akan diukur dan diuji harus bersih dari kotoran dan tidak tercampur dengan jenis kayu lain.

10.2. Syarat khusus
Syarat khusus mutu kayu Cendana berdasarkan kepada sortimen, ukuran dan cacat, tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Syarat mutu kayu Cendana

No.


Karakteristik


M u t u

P


D


T


M

1.


Sortimen


KB


KB, Kabel


KB, Kabel, Ak & Tgk, Tte


Tgu, Rt & Sb

2.


Ukuran
- Panjang
- Diameter



> 25 cm
> 10 cm



>10 cm
> 8 cm



-)
-)



-)
-)
3.

3.1




3.2









3.3
Cacat

Cacat bentuk
- Kelurusan
- Kesilindrisan
- Kebundaran

Cacat badan
- Gubal segar
- Alur-dalam
- Mks - jumlah
- Ø
- jarak
- Mkb
- Re/Pe/Be
- Kulit tumbuh

Cacat bontos
- Re/Peb/Peg
- Tr/Tb/Gr





< 1% p
> 80%
> 1% p


< 5 mm
<10% d
1 bh/25 cm
< 1 cm
>25 cm
x)
10% p
x)


< 10% p
x)





-)
-)
-)


< 5 mm
<10% d
1 bh/10 cm
< 3 cm
>10 cm
x)
25% p
1 bh/30 cm


20% p
x)





-)
-)
-)


< 5 mm
-)
-)
-)
-)
-)
-)
-)


-)
-)





-)
-)
-)


-)
-)
-)
-)
-)
-)
-)
-)


-)
-)

Keterangan :
-) adalah tidak dibatasi/tidak dipersyaratkan
x) adalah tidak diperkenankan

11. Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh kayu Cendana untuk keperluan pemeriksaan dilakukan secara acak, sebesar 10% dari jumlah batang atau dari berat partai.

12. Cara Uji

12.1. Prinsip : pengujian dilakukan secara kasat mata (visual) terhadap cacat yang nampak dengan memperhatikan penggunaannya.

12.2. Peralatan : peralatan yang digunakan meliputi : meteran, timbangan, pisau dan kaca pembesar (loupe).

12.3. Syarat pengujian

12.3.1. Kayu Cendana yang akan diuji harus bersih dari kotoran serta disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pelaksanaan pengujian.

12.3.2. Pengujian dilaksanakan pada siang hari atau ditempat yang terang (dengan pencahayaan yang cukup), sehingga dapat mengamati semua karakteristik yang terdapat pada kayu.

12.4. Pelaksanaan pengujian

12.4.1. Penetapan jenis kayu
Penetapan jenis dilaksanakan dengan memeriksa, cirri umum dan struktur anatomi kayu.

12.4.2. Penetapan ukuran
Penetapan diameter dan panjang kayu hanya berlaku terhadap sortimen kayu bundar dan kayu belahan.

1. Diameter yang diukur adalah garis tengah terkecil pada bontos ujung dalam satuan cm.
2. Panjang diukur pada jarak terpendek antara kedua bontos sejajar sumbu kayu dengan satuan cm.

12.4.3. Penetapan berat
Penetapan berat dilakukan dengan cara penimbangan dengan satuan kilogram (kg).

12.4.4. Penetapan mutu
Sistem penetapan kayu Cendana adalah kombinasi antara persyaratan sortimen, persyaratan ukuran dan persyaratan cacat. Untuk penetapan mutu berdasarkan persyaratan cacat diperlukan penilaian cacat yang terdapat pada kayu Cendana tersebut, baik jenis, ukuran, jumlah, keadaan dan penyebaran cacat sesuai dengan persyaratan mutunya.

1. Penilaian terhadap cacat kelurusan dinyatakan dalam persen, yaitu perbandingan antara kedalaman lengkung dengan panjang kayu.
2. Penilaian terhadap cacat kesilindrisan dinyatakan dalam persen, yaitu perbandingan antara selisih diameter ujung dengan diameter pangkal dengan panjang kayu.
3. Penilaian terhadap cacat kebundaran dinyatakan dalam persen, yaitu perbandingan antara garis tengah terkecil dengan garis tengah terbesar pada setiap bontos.
4. Penilaian terhadap cacat retak/pecah/belah (Re/Pe/Be) dinyatakan dalam persentase, yaitu perbandingan antara jumlah panjang Re/Pe/Be terpanjang pada kedua bontosnya terhadap panjang kayu (p).
5. Penilaian terhadap cacat mata kayu (Mk) dinyatakan dalam:
* Keadaan Mk, ialah Mks atau Mkb.
* Jumlah Mk per 25 cm atau per 10 cm panjang.
* Ø Mk, ialah rata-rata panjang dan lebar Mk terbesar.
* Jarak Mk, adalah jarak terpendek antar Mk sejajar sumbu kayu.
6. Penilaian terhadap cacat kulit tersisip/kulit tumbuh (Kt) dinyatakan dalam jumlah Kt per 25 cm atau per 10 cm.
7. Penilaian terhadap cacat pecah busur/pecah gelang (Peb/Peg) dinyatakan dalam persentase, yaitu perbandingan antara hasil pengukuran panjang linier/panjang lengkungan Peb/Peg yang terpanjang dari kedua bontosnya terhadap diameter kayu (d).
8. Penilaian terhadap cacat teras rapuh (Tr), teras busuk (Tb) dan gerowong (Gr), dinyatakan ada tidaknya.
9. Penilaian terhadap cacat alur ditetapkan dengan cara mengukur dalamnya alur pada tempat yang terdalam terhadap permukaan badan kayu yang bersangkutan kemudian bandingkan dengan diameter dalam satuan %.
10. Penilaian terhadap cacat gubal (Gu) ditetapkan dengan cara:
- Amati sehat busuknya gubal.
- Untuk gubal sehat ukur ketebalannya.
11. Penilaian cacat lain ditetapkan dengan cara mengamati ada tidaknya cacat.

12.4.5. Penetapan mutu akhir
Penetapan mutu akhir didasarkan pada mutu terendah menurut salah satu persyaratan mutu berdasarkan sortimen, ukuran dan persyaratan cacat.

13. Syarat Lulus Uji

Kayu Cendana contoh dikatakan lulus uji atau dianggap benar apabila kesalahan atau penyimpangan masih dalam batas toleransi, tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Toleransi pengujian kayu Cendana

No.


Pengujian


Besarnya Toleransi


Keterangan

1.
2.
3.


Jenis kayu
Mutu
Berat


0%
< 5%
0%


Perhitungan persentase penyimpangan mutu sebagai berikut:

Jumlah batang yang salah mutu
----------------------------- X 100%
Jumlah batang yang diperiksa

14. Syarat Penandaan

Apabila memungkinkan, pada kayu Cendana yang telah selesai dilakukan pengujian harus diterakan:
- Nomor kayu
- Mutu kayu
- Nomor SNI
- Tanda Pengenal Perusahaan (TPP)

Jenis-Jenis Kayu di Indonesia disusun berdasarkan Nama Perdagangan

-------------------------------------------------------------------------------------------

| No.| Nama Perdagangan/Trade Name | Nama Botani/Botanical name | Suku/Family |

-------------------------------------------------------------------------------------------

| 1.| Agathis/Damar putih | Agathis alba Foxw. |Araucariaceae |

| 2 | Damar pilau | Agathis borneensis Warb. |Araucariaceae |

| 3.| Akasia/Pilang | Acacia leucophloea Willd. |Mimosaceae |

| 4.| Alau | Dacrydium spp. |Podocarpaceae |

| 5.| Ambacang/Binjai | Mangifera caesia Jack. |Anacardiaceae |

| 6.| Ampupu | Eucalyptus alba R. |Myrtaceae |

| 7.| Andalas | Morus macroura Miq. |Moraceae |

| 8.| Anggerit | Neonauclea lanceolata Merr. |Rubiaceae |

| 9.| Anggerung besar | Trema orientalis Bl. |Ulmaceae |

| 10.| Angsana kembang/Linggua | Pterocarpus indicus Willd. |Papilionaceae |

| 11.| Angsana keling/Sono keling | Dalbergia sissoides Grah. |Papilionaceae |

| 12.| Api-api | Avicennia spp. |Verbenaceae |

| 13.| Ara | Ficus indica L. |Moraceae |

| 14.| Ares/Benuang laki/Takir | Duabanga moluccana Bl. B. |Sonneratiaceae |

| 15.| Aro/Kiyara koneng | Ficus annulata Bl. |Moraceae |

| 16.| Aser/Kayu dada putih | Acer niveum Bl. |Aceraceae |

| 17.| Babi k. | Crypteronia spp. |Cryteroniaceae |

| 18.| Bakalaung | Maducha spp. |Sapotaceae |

| 19.| Bakau | Rhizophora spp. |Rhizophoraceae |

| 20.| Balau | Hopea spp. |Dipterocarpaceae |

| 21 | Balau penyau | Upunan borneensis Sym. |Dipterocarpaceae |

| 22.| Balau merah/Benuas | Shorea kunstleri King. |Dipterocarpaceae |

| 23.| Balam | Payena spp. |Sapotaceae |

| 24.| Balam lengiao | Knema spp. |Myristiaceae |

| 25.| Balsa | Ochroma spp. |Bombaceae |

| 26.| Banen k. | Crypteronia spp. |Crypteroniaceae |

| 27.| Bangku/Ketiau | Ganua motleyana Pierre. |Sapotaceae |

| 28.| Banteng k./Mensira | Ilex pleiobrachiata Loes. |Aquifoliaceae |

| 29.| Bangkirai | Shorea laevifolia Endert. |Dipterocarpaceae |

| 30.| Bangkong k./Bancet | Turpinia sphaerocarpa Hassk. |Staphyleaceae |

| 31.| Baniran/Menteng monyet | Neoscortechinia kingii Hoffm. |Euphorbiaceae |

| 32.| Banio/Meranti merkujang | Shorea leptocladus Sym. |Dipterocarpaceae |

| 33.| Balok | Vitex spp. |Verbenaceae |

| 34.| Banitan/Kayu bulan | Polythia glauca Boerl. |Annonaceae |

| 35.| Baros | Manglietia glauca Boerl. |Magnoliaceae |

| 36.| Batu k./Delingsem | Homalium spp. |Flacounteaceae |

| 37.| Bawang k./Surian bawang | Melia exelsa Jack. |Meliaceae |

| 38 | Mimba | Azadinachta indica A.Juss. |Meliaceae |

| 39 | Mindi | Melia azedarach Lin. |Meliaceae |

| 40.| Bawang hutan k./Kulim | Scorodocarpus borneensis Becc. |Olacaceae |

| 41.| Bawai | Parasianthes minahasae |Mimosaceae |

| 42.| Bayur | Pterospermum spp. |Sterculiaceae |

| 43.| Bias/Mensira | Ilex pleiobrachiata Loes. |Aquifoliaceae |

| 44.| Bedaru/Daru-daru | Cantleya corniculata Howard. |Icacinaceae |

| 45.| Belangiran | Shorea belangeran Burck. |Dipterocarpaceae |

| 46.| Belian/Ulin | Eusideroxylon zwageri T.et.B |Lauraceae |

| 47.| Bengkal puri | Neonauclea orientalis L. |Rubiaceae |

| 48.| Bengkal udang | Neonauclea subdita Merr. |Rubiaceae |

| 49.| Benua | Macaranga spp. |Euphorbiaceae |

| 50.| Beruas | Garcinia celebica L. |Guttiferae |

| 51.| Benuas | Shorea laevifolia Endert. |Dipterocarpaceae |

| 52.| Benuas lebar daun | Shorea kunstleri King. |Dipterocarpaceae |

| 53.| Bengang | Neesia spp. |Bombaceae |

| 54.| Bentaos | Wrightia spp. |Apocynaceae |

| 55.| Bentawas | Wrightia spp. |Apocynaceae |

| 56.| Berangan pagar anak | Castanopsis acuminatissima A.Dc. |Fagaceae |

| 57.| Berangan saninten | Castanopsis argentea A.Dc. |Fagaceae |

| 58.| Berangan eha | Castanopsis buruana Miq. |Fagaceae |

| 59.| Berangan gundul | Castanopsis sumatrana A.DC. |Fagaceae |

| 60.| Berumbung/Lasi | Adina fagifolia Val. |Rubiaceae |

| 61.| Besi k./Belian/Ulin | Eusideroxylon zwageri T.et.B |Lauraceae |

| 62.| Binuang | Octomeles sumatrana Miq. |Daticaceae |

| 63.| Binuang laki | Duabanga moluccana Bl. |Sonneratiaceae |

| 64.| Binong | Tetrameles nudiflora R.Br. |Daticaceae |

| 65.| Bintangur | Calophyllum spp. |Guttiferae |

| 66.| Bintungan | Bischeffia javanica Bl. |Euphorbiaceae |

| 67.| Bipa k./Keresak bulu | Pterygota forbesii F.V. Muell. |Sterculiaceae |

| 68.| Bitis k. | Palaquium ridleyi K.et.G |Sapotaceae |

| 69.| Bowoi | Parasianthes minahassae |Mimosaceae |

| 70.| Boboy | Parasianthes minahassae |Mimosaceae |

| 71.| Bogang | Neesia spp. |Bombaceae |

| 72.| Bogem/Perepat laut | Sonneratia alba Smith. |Sonneratiaceae |

| 73.| Bogin/Bongin/Pauh kijang | Irvingin malayana Oliv. |Simarubaceae |

| 74.| Buah k. | Crypteronia spp. |Cryptenoniaceae |

| 75.| Bugis k. | Koordersiodendron pinnatum Merr. |Anacardiaceae |

| 76.| Buluh/Merambung | Vernonia arborea Ham. |Compositae |

| 77.| Bulan k. | Endospermum spp. |Euphorbiaceae |

| | | Xanthophylum spp. |- |

| 78.| Bungur | Lagerstoemia spp. |Lythraceae |

| 79.| Butun | Barringtonia app. |Lecythidaceae |

| 80.| Buta-buta | Excoecaria agallocha L. |Euphorbiaceae |

| 81.| Candu k. | Fraxinus griffithii Olarke. |Olaceae |

| 82.| Cangcaratan | Neonauclea calycina Merr. |Rubiaceae |

| 83.| Copot | Camnosperma spp. |Anacardiaceae |

| 84.| Camantan/Alau | Dacrydium spp. |Podocarpaceae |

| 85.| Cemara laut | Casuarina equsetifolia Forst |Casuarinaceae |

| 86.| Cemara gunung | Casuarina junghuhniana Miq. |Casuarinaceae |

| 87.| Cempaga/Teki | Dysoxylum spp. |Meliaceae |

| 88.| Cempaka hutan | Elmerrilla ovalis Dandy. |Magnoliaceae |

| 89 | Manglid | Michelia velutina Bl. |Magnoliaceae |

| 90.| Cempaka/Wasian | Elmerrilla celebica Dandy. |Magnoliaceae |

| 91.| Cengal | Hopea sangal Korth. |Dipterocarpaceae |

| 92.| Cendana | Santalum album Lann. |Santalaceae |

| 93.| Cange/Cingo/Kitenjo | Mastixia rostrata Bl. |Cornaceae |

| 94.| Cina k./Sampinur/Melur | Dacrydium elatum Wall. |Podocarpaceae |

| 95.| Cingo/Cenge | Mastixia rostrata Bl. |Cornaceae |

| 96.| Coromandel/Kayu hitam | Diospyros celebica Bakh. |Ebenaceae |

| 97.| Dahu | Dracontomelon dao Merr et.Polfe. |Anacardiaceae |

| 98.| Damar malili | Agathis hammii M.Dr. |Araucariceae |

| 99.| Damar merah | Agathis loranthifolia Salisb. |Araucariceae |

|100.| Damar daging | Agathis beccarii Warb. |Araucariceae |

|101.| Damar putih/Agathis | Agathis alba Foxw. |Araucariceae |

|102.| Damar buah | Shorea gibbosa Brandis. |Dipterocarpaceae |

|103.| Damar kedontang | Shorea bracteolata Dyer. |Dipterocarpaceae |

|104.| Damar laut/Merawan seluai | Hopea dryobalanoides Miq. |Dipterocarpaceae |

|105.| Damar maja | Shorea virescens Parijs. |Dipterocarpaceae |

|106.| Damar mesegar | Shorea sororia V.Sl. |Dipterocarpaceae |

|107.| Damar munsarai | Shorea retinodes V.Sl. |Dipterocarpaceae |

|108.| Damar pakit | Shorea acuminatissima Sym. |Dipterocarpaceae |

|109.| Damar siput | Shorea faguetiana Heim. |Dipterocarpaceae |

|110.| Damar tanduk | Shorea multiflora Sym. |Dipterocarpaceae |

|111.| Damar tenang | Shorea koordesii Brandis. |Dipterocarpaceae |

|112.| Damar tunam | Shorea lamellata Foxw. |Dipterocarpaceae |

|113.| Daru-daru | Cantleya corniculata Howard. |Icacinaceae |

|114.| Damuli/Tempinis | Sloetia elongata Kds. |Moraceae |

|115.| Dahu besar daun | Dracontomelon mangiferum Bl. |Anacardiaceae |

|116.| Dahu kecil daun | Dracontomelon dao Merr. |Anacardiaceae |

|117.| Delingsem/K. Batu | Homalium tomentosum Benth. |Flacourtiaceae |

|118.| Duabanga/Ares/Takir | Duabanga moluccana Bl. |Sonneratiaceae |

|119.| Duhat | Eugenia cumini Druce. |Myrtaceae |

|120.| Dungun/Atung laut | Heritiera littoralis Dry. |Sterculiaceae |

|121.| Dungun darat | Tarrietia javanica Bl. |Sterculiaceae |

|122.| Durian | Durio zibethinus Murr. |Bombaceae |

|123.| Durian burung | Durio carinatus Mast. |Bombaceae |

|124.| Durian daun | Durio oxleyanus Grifi. |Bombaceae |

|125.| Ebony | Diospyros spp. |Ebenaceae |

|126.| Empelas batu/Penjalinan | Celtis spp. |Ulmaceae |

|127.| Engulas | Celtis spp. |Ulmaceae |

|128.| Ampupu/Eucaliptus | Eucalyptus spp. |Myrtaceae |

|129.| Gadog/Bintungan | Bischeffia javanica Bl. |Euphorbiaceae |

|130.| Gaharu buaya | Gonystylus hankenbergii Diels. |Thymelaeaceae |

|131.| Gaharu hitam | Gonystylus macrophyllus A.Shaw. |Thymelaeaceae |

|132.| Gaharu laka | Aetoxylon sympetalum A.Shaw. |Thymelaeaceae |

|133.| Galedupa, k. | Sindora galedupa Prain. |Caesalpiniaceae |

|134.| Gambir, k. | Trigonopleura malayana Hook.f. |Euphorbiaceae |

|135.| Gardenia | Gardenia spp. |Rubiaceae |

|136.| Gelam/Sitepung/Merambung | Vernonia arborea Ham. |Compositae |

|137.| Gempol/Bengkal | Nauclea orientalis L. |Rubiaceae |

|138.| Gerok ayam/Terentang | Buchanania arborescena Bl. |Anacardiaceae |

|139.| Gerunggang | Cratoxylon arborescena Blume. |Guttiferae |

|140.| Getah hangkang | Palaquium leiocarpum Bl. |Sapotaceae |

|141.| Getah perca | Palaquium gutta Baill. |Sapotaceae |

|142.| Getah sundai | Payena leerii Kurz. |Sapotaceae |

|143.| Giam padi | Cotylelobium malayanum V.Sl. |Dipterocarpaceae |

|144.| Giam tembaga | Cotylelobium melanoxylon Pierre. |Dipterocarpaceae |

|145.| Giam hulodere | Vatica flavovirens V.Sl. |Dipterocarpaceae |

-------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber :

1. Nama-nama Kesatuan Untuk Djenis-djenis Pohon Jang Penting di Indonesia. Pengumuman Istimewa Balai Penjelidikan Kehutanan No. 6. 1952. Balai Penjelidikan Kehutanan. Djawatan Kehutanan, Kementerian Pertanian.

2. Jenis-jenis Kayu Komersiil di Indonesia. Edisi Khusus No 38A. 1983. Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Kehutanan.

3. 400 Jenis Pohon Indonesia dan Index. Pusat Dokumentasi Lembaga Penelitian Hasil Hutan, 1975

4. Plant Resources of South-East Asia : Basic List of Species and Commodity Grouping; Final Version. Prosea, 1993)

5. Tree Flora of Indonesia.Badan Litbang Departemen Kehutanan, 1989.

6. 4000 Jenis Pohon di Indonesia dan Index.Badan Litbang Departemen Kehutanan, 1993.

7.Kayu Perdagangan Indonesia, Sifat dan kegunaannya,LPHH,Balitbang,Departemen pertanian,1979

Source :

1. Prefential names for important tree species in Indonesia. Special Publication of the Forest Research Institute No.6.1952. Djawatan Kehutanan, Kementerian Pertanian.

2. List of the Indonesia timber species. Special Edition No. 38A. 1983. Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Kehutanan.

3. 400 Tree Species of Indonesia and Index.Pusat Dokumentasi Lembaga Penelitian Hasil Hutan, 1975.

4. Plant Resources of South-East Asia : Basic List of Species and Commodity Grouping; Final Version.Prosea, 1993)

5. Tree Flora of Indonesia. Badan Litbang Departemen Kehutanan, 1989.

6. 4000 Tree Species in Indonesia and Index.Badan Litbang Departemen Kehutanan, 1993.

7.Commercial woods of Indonesia, their properties and uses;FPRI,AFRD,Ministry of Agriculture,1979.

KONSUMSI MAKANAN SEBELUM PERSALINAN

Karena proses persalinan memerlukan stamina dan kondisi tubuh yang prima, dengan sendirinya konsumsi makanan sebelum persalinan sangat penting. Selain konsumsi makanan dengan gizi yang berimbang serta bahan makanan yang bervariasi, juga perlu diperhatikan untuk membiasakan makan dengan teratur setiap harinya. Untungnya pada masa mendekati persalinan ini nafsu makan ibu sudah normal, karena posisi janin yang mulai turun sehingga tekanan terhadap lambung berkurang. Tentu saja perlu dijaga agar hal ini jangan sampai menimbulkan pertambahan berat badan yang berlebihan akibat makan terlalu banyak ditambah kurang gerak.
Dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak atau mengandung gula,sebaliknya makanan yang banyak mengandung serat sangat dianjurkan. Ini akan mengurangi gejala sembelit. Meski demikian tidak perlu terlalu dicemaskan dengan sembelit ini karena sebelum persalinan akan dilakukan penyedotan kotoran.
Bila tidak ada orang lain selain suami di rumah, ada baiknya mempersiapkan makanan di lemari es yang bisa dimakan dengan sedikit proses memasak. Ini perlu untuk mengantisipasi kemungkinan saat kontraksi awal tiba namun masih belum perlu ke rumah-sakit selagi suami masih berada di kantor.

IMUNISASI PERTAMA & UTAMA

PENYAKIT pnemonia saat ini merupakan pembunuh nomor satu pada bayi dan anak (Kompas, 5/2/'99). Dilaporkan, hampir setiap empat menit satu orang bayi meninggal akibat pnemonia, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan bakteri, virus, dan faktor lingkungan yang tidak sehat.
Kejadian tersebut sebenarnya dapat dicegah secara mudah, salah satunya dengan hanya memberikan air susu ibu (ASI) saja pada bayi sejak lahir hingga ia berusia 4-6 bulan (ASI eksklusif). ASI ternyata mengandung zat anti berbagai penyakit infeksi, termasuk zat antipnemonia.
Dilaporkan, selain zat gizi yang pas dan prima, ASI juga mengandung unsur kekebalan atau zat anti-infeksi yang sangat diperlukan sistem pertahanan tubuh bayi yang baru lahir. Zat anti-infeksi tersebut akan melindungi bayi dari serangan kuman penyebab infeksi dan parasit yang dapat mengganggu penyerapan zat-zat gizi.
Antibakteri-virus-parasit
ZAT anti-infeksi ASI yang sangat unik adalah imunoglobulin (Ig) karena in vitro menunjukkan aktivitas anti-bakteri, anti-virus, dan anti-parasit sekaligus. Ada lima jenis imunoglobulin, yaitu IgA, IgM, IgD, IgE, dan IgG dengan fungsi masing-masing, dan akan saling bekerja sama dalam memperkuat daya tahan tubuh dan menyehatkan bayi.
Dilaporkan, imunoglobulin ASI dan sekretorinya aktif melawan dan membunuh bakteri penyebab diare (E coli), penyebab kolera (Vibrio cholerae), disentri (Shigella dysentriae), dipteri (Clostridium dipteriae), tetanus (Clostridium titani), pnemonia (Klebsella dan Streptococcus pneumoniae), flu (Haemophillus influenzae).
Sebagai antivirus, imunoglobulin aktif melawan dan membunuh virus polio, campak, herpes simpleks, TBC, flu, virus rubella, gondongan, dan lain-lain. Sebagai antiparasit imunoglobulin aktif melawan dan membunuh parasit Gardia lamblia, Entamoeba histolytica, Schistosoma mansoni yang mengganggu penyerapan zat nutrisi sehingga bayi kurang gizi.
Imunoglobulin ASI tidak diserap tubuh tetapi aktif bekerja di permukaan saluran pencernaan untuk melawan serangan kuman, menetralkan racun yang dihasilkan kuman tersebut, bahkan membunuh kuman penyebab infeksi tersebut.
Faktor bifidus
Faktor bifidus dalam ASI berupa senyawa protein-polisakarida merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang berperan mengasamkan lingkungan saluran pencernaan sehingga bakteri patogen dan parasit tidak bisa hidup dan berkembang biak. Adanya faktor bifidus tersebut akan memberi ciri khas pada kotoran bayi berusia seminggu yang mendapat ASI. Sementara pada kotoran bayi yang diberi susu formula, kotorannya sudah seperti orang dewasa.
Lysozyme ASI aktif menghancurkan dinding sel bakteri patogen sekaligus aktif melawan dan melindungi saluran pencernaan bayi dari serangan virus tertentu. Lysozyme adalah enzim yang sangat aktif di lingkungan asam seperti di saluran pencernaan. Kadarnya dalam ASI ribuan kali lebih tinggi dibanding kadar lysozyme yang terdapat dalam susu sapi (formula).
Unsur lactoferrin ASI berperan mengikat zat gizi besi (Fe) sehingga bakteri patogen yang perlu Fe untuk pertumbuhannya akan mati. Oleh karena itu bayi yang menyusu ASI dilarang mendapat suplemen zat besi, karena akan membuat ganas bakteri patogen tersebut. Sementara enzim laktoperoksidase bersama unsur lainnya berperan melawan serangan bakteri jenis Streptococcus (termasuk S pneumoniae) Pseudomonas, E coli dan lain-lain.
Sel-sel susu ASI mengandung makrofage (berfungsi melindungi kelenjar susu ibu, saluran pencernaan bayi, memproduksi senyawa komplemen untuk proses phagositosis, lactoferrin, lysozyme), limfosit B dan T (memproduksi interferon untuk menghambat replikasi virus intraseluler), dan neutrophil. Sel-sel susu tersebut aktif melawan serangan dan membunuh E coli, Candida albicans, virus rubella, herpes, campak, gondongan, dan kuman yang mengganggu saluran pernapasan bayi.
Zat anti-infeksi lain dalam ASI dan kuman yang akan dibunuhnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran.
Kolostrum dan imunisasi
BERBAGAI zat anti-infeksi tersebut kadarnya tertinggi terdapat dalam kolostrum, ASI yang pertama kali keluar. Dan kadarnya ada yang naik, tetap atau akan menurun setelah minggu pertama menyusui sesuai keperluan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Namun, kadar zat anti-infeksi dalam ASI tersebut tergantung pada kondisi kesehatan dan gizi/makanan ibunya.
Oleh karena itu selain dari kolostrum dan ASI, bayi harus pula ikut program imunisasi nasional seperti imunisasi BCG, DPT, polio, hepatitis B, campak dan lain-lain sesuai umur, serta pemberian kapsul vitamin A, yang sudah bisa dilakukan di posyandu. Hal itu akan lebih meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga ia menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
Di tengah krisis total yang sedang dihadapi seluruh bangsa saat ini, memberikan ASI saja sejak lahir hingga bayi berusia 4-6 bulan (ASI eksklusif) merupakan tindakan yang sangat bijaksana. Hal itu akan memberikan dampak sangat positif pada orangtua sekaligus bayinya.
Orangtua bisa menghemat biaya untuk makanan dan perawatan kesehatan, sementara bayi terpenuhi kebutuhan gizinya, terhindar dari penyakit infeksi seperti pnemonia, sehingga bayi dapat menjalani proses tumbuh-kembangnya secara optimal untuk menjadi generasi yang tangguh dan tahan banting di abad ke-21.